Kamis, 14 April 2011

SDA KEHUTANAN DI JAWA TENGAH


Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Tengah
Sumber daya alam Jawa Tengah cukup kaya. Provinsi ini memiliki lahan sawah beririgasi teknis seluas 387.742,8 ha, sementara sawah yang beririgasi setengah teknis 220,116 ha. Total saluran irigasinya mencapai 3.248.369 ha, Sawah sawah inilah yang pada 2006 menghasilkan 8,68 juta ton padi, terdiri dari 8.487.112 ton padi sawah dan 192.888 ton padi ladang, Produksi padi meningkat 1,94% dari 8,51 juta ton pada 2005 menjadi 8,68 juta ton pada 2006, Peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya areal panen sebesar 3,22% atau sekitar 52.000 ha.

Produksi hortikultura pada periode 2005-2006 juga meningkat. Produksi ubi kayu meningkat 7,89%, dari 3.318 juta ton menjadi 3,58 juta ton, sementara produksi kacang hijau meningkat 25,40% dari 85.167 ribu ton menjadi 106,8 ribu ton. Hal ini karena luas panen kedua komoditas itu juga meningkat. Produksi bahkan melonjak secara sangat signifikan sebesar 35,33%, dari 155.098 ton pada 2005 menjadi 209.893 ton di tahun 2006.

Jawa Tengah memiliki hutan seluas 650 ribu ha atau 19,97% dari total luas daratannya, Pembangunan, sektor kehutanan antara lain dilakukan melalui program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan untuk memperkaya hutab rakyat seluas 8.600 ha dan dengan memberikan bantuan 5,1 juta bibit berbagai jenis tanaman dan buah-buahan kepada masyarakat. Reboisasi hutan mangrove seluas 2.625 ha mengurangi degradasi lingkungan pantai  di pantai utara juga digalakkan mulai dari Kabupaten Rembang hingga Kabupaten Brebes.

Tingkat kebutuhan bahan baku kayu di provinsi per tahun sekitar 6 juta m³, sementara produksi bahan baku kayu hanya 2,5 juta m³ per tahun, berasal dan negara sekitar 300 ribu m³ dan 2,2 juta m³ dari hutan rakyat. Dengan demikian, masih terdapat kekurangan 3,5 juta m³ kayu per tahun. Ekspor dari produk tersebut berada dalam kisaran US$ 60–US$ 80 juta.

Di sektor kelautan dan perikanan, sampai Desember 2006 nilai ekspornya mencapai 17,06 ribu ton atau setara dengan US$ 70,54 juta. Jumlah meningkat dibanding ekspor 2005, yang hanya mencapai setara dengan US$ 69,21 juta.

Populasi ternak meningkat rata-rata 0,9% per tahun selama periode 2004   2006, dari 2.739.534 Animal Unit (AU) ekor pada 2004 meningkat  jadi 3.114.404,68 AU ekor pada 2005, lalu bertambah lagi jadi 3.879.272,99 AU ekor pada 2006. Produksi daging pun meningkat rata-rata 0,09% dari 175.393.101 kg pada 2004 meningkat menjadi 181.037.114 kg pada 2005 dan di tahun 2006 mencapai 207.539.434 kg. Hanya saja, hanya saja produksi susu menurun rata rata 0,01% dari 74.013.864 liter pada tahun 2004 turun menjadi 70.693.094 liter pada tahun 2005, tetapi naik pada 2006 menjadi 71.813.422 liter.

Dalam upaya meningkatkan kualitas ternak Jawa Tengah, sejak Januari 2002 sampai Juni 2006 Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran telah memproduksi semen beku sekitar 700.000 dosis. Sejak 2003, semen beku produksi BIB memenuhi 51% kebutuhan pasar regional, pada 2006 telah menghasilkan 131,506 dosis semen beku, baik untuk sapi potong, sapi perah dan kambing PE. Pada 2007, BIB Ungaran menerapkan sasaran peningkatan kontribusi semen beku sebesar 70%.

Produk ekspor tanaman perkebunan provinsi ini mencakup kopi, teh, tembakau, dan nilam. Dalam dua tahun terakhir nilai terus meningkat pada 2006, nilai ekspor produk perkebunan ini mencapai US$ 35 juta dengan tingkat produksi 105 ribu ton.    

Dari hasil ekspor sumber daya mineralnya, terutama bahan baku semen, teridentifikasi bahwa kandungan bahan baku antara lain terdapat di Kabupaten Wonogiri (138.289 juta ton), Blora (3,483 juta ton), Grobogan (4.025 juta ton), Kebumen (17.000 juta ton), Pati (1.353 Juta ton) dan Rembang (1.313 juta ton. Ini semua belum termasuk potensi geothermal yang terdapat di Kabupaten Semarang.

Sumber: Indonesia Tanah Airku (2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar